Bagaimana Cara Kerja Smartphone Lipat?

| |

Smartphone lipat atau foldable smartphone merupakan salah satu inovasi teknologi yang paling mencuri perhatian pada tahun 2019. Dan nampaknya, tren yang satu ini tidak akan segera pudar, mempertimbangkan fakta bahwa makin banyak merek yang merilis lini smartphone yang satu ini. Meski demikian, sebenarnya seperti apa cara kerja smartphone lipat?

Beda dengan HP lipat alias flip phone yang sempat jadi tren pada awal tahun 2000, smartphone yang selama ini dikenal bukanlah jenis yang bisa dilipat. Tapi, kehadiran smartphone lipat menjadi gebrakan baru yang membuat dunia smartphone jadi lebih variatif.

Pada smartphone lipat, terdapat beberapa komponen utama yang berperan utama dalam operasional gawai tersebut. Artinya, komponen-komponen tersebut yang jadi alasan mengapa smartphone dengan layar yang bisa dilipat tetap dapat berfungsi sebagaimana smartphone normal pada biasanya. Komponen tersebut meliputi layar OLED fleksibel, layar polymer, komponen-komponen khusus, serta case yang terhubung. Meskipun benar bahwa smartphone lipat memiliki sederet teknologi revolusioner, layar OLED fleksibel menjadi komponen yang paling vital.

OLED atau organic light emitting diode bekerja dengan cara menyalurkan listrik melalui serangkaian komponen organik. Hasilnya adalah komponen display yang tipis, fleksibel, dan mampu memberikan display yang terang dan cerah. Apalagi, OLED display juga tidak membutuhkan backlight dan mampu menghasilkan warna yang lebih terang daripada layar LED, yang notabene lebih tebal.

Layar fleksibel ini saat ini masih diproduksi oleh Samsung sebagai pabrikan utama. Bahkan, OLED display tak hanya bisa ditemukan di beragam smartphone buatan perusahaan asal Korea Selatan tersebut. Contohnya iPhone X keluaran Apple sang pesaing utama Samsung di pasar smartphone high-end, yang juga memiliki komponen OLED display milik Samsung. Selain itu, OLED display juga dapat ditemukan pada TV, seperti TV OLED milik Sony dan LG.

Meskipun OLED display sudah diproduksi dan digunakan sejak tahun 2011, mengapa komponen ini baru hadir di smartphone tahun 2019 kemarin? Tentunya hal tersebut dikarenakan beragam alasan. Salah satunya adalah sifat kaca yang secara alami tidak fleksibel. Karena itu, produsen harus mengembangkan layar polymer yang lentur untuk smartphone lipat.

Di samping itu, komponen baterai standar yang umum pada smartphone berisiko terbakar jika dilipat, yang berarti satu lagi “masalah” untuk diselesaikan oleh produsen. Belum lagi, case smartphone dari aluminium dan plastik yang selama ini juga digunakan akan patah jika dilipat beberapa kali, terlepas dari sifat kedua material tersebut yang memang dapat dilipat secara teknis.

Hingga akhirnya, lewat uji coba berulang, produsen seperti Samsung dan Royole akhirnya menemukan solusi untuk membuat smartphone lebih fleksibel, hingga akhirnya smartphone lipat bisa hadir di tengah masyarakat dan siap menjadi tren smartphone terkini.

Artikel Lainnya:


Tags Article :
#TIPS DAN TRIK #ARTIKEL #TEKNOLOGI #INFORMASI #PENGALAMAN


Bagikan Artikel :